DICARI : masih ada kabar baik !

Bandung, 29 February 2008
(tanggal yang spesial, yang ada hanya 4 tahun sekali, oleh karena itu saya ingin menyebutnya kolom edisi kabisat -red-)

saat ini, saya ingin menceritakan apa yang saya lihat, dengar, baca dalam beberapa waktu terakhir.

SATU.
Dua atau tiga hari yang lalu, terdengar percakapan tetangga saya di pagi hari.
Sebut saja namanya Teteh A dan Kang B.
(mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan gramatikal sundanya..)
Teteh A : Kang B, punten, tiasa nyungkeun cai ? (Mas, permisi, bisa minta air)

(kebetulan Kang B ini memang punya sumur di rumahnya, yang biasa dimintain air pada musim kemarau atau musim hujan tapi ngga ada air, oleh para tetangga)

Kang B : Wah Teh, punten pisan, teu aya caina teh..aya oge ieu, sanes ti sumur, sakeudik, sok atuh, hayu urang bagi-bagi…(wah Mba, maaf sekali, ngga ada airnya, ada juga bukan dari sumur, tapi sedikit, kita bagi saja)
Teteh A : Oh kitu … ( O..begitu)..

Sejenak, saya agak kaget juga, karena menyadari kondisinya sudah sulit untuk mendapatkan air bersih. Saya membayangkan Teteh A ini pasti bingung, bagaimana memenuhi kebutuhan air di rumahnya.

DUA.
Saya secara kontinu melihat berita – berita di media yang ada : di koran, di TV, di Internet. Dan kebanyakan, rasanya berisi berita yang menyedihkan. Ada malah, pernah dalam 2-3 minggu, terjadi 3 kasus bunuh diri (di Jakarta dan termasuk yang terakhir terjadi di kota kita, Bandung), YA ... kabar buruk yang sepertinya sudah menjadi kejadian biasa di negara kita Indonesia , misalnya saya ambil beberapa kejadian :
a. Gempa bumi, 20 February 2008 di Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam berkekuatan 7,3 SR dan menyebabkan 3 orang meninggal dan 26 lainnya luka-luka. (sumber: www.bakornaspb.go.id)
b. Longsor, 8 February 2008 di Brebes, Jawa Tengah, menyebabkan 7 orang meninggal dan 200 orang mengungsi. (sumber : www.ppk-depkes.org)
c. Banjir ,21 February 2008, di Kupang, NTT - Dua orang anak sekolah dasar (SD) hanyut terbawa banjir Kali Kering Liliba, sekitar pukul 17.00 Wita, 1 orang meninggal, dan 1 orang lagi belum ditemukan. (sumber : www.kompas.co.id )
d. Kejahatan, 29 February 2008, di Bandung, - seorang ABG berusia 15 tahun membunuh bibinya (sumber : www.kompas.co.id ).
e. Bunuh diri, berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization yang dihimpun tahun 2005-2007 sedikitnya 50 ribu orang Indonesia bunuh diri. Jumlah kematian itu belum termasuk kematian akibat overdosis obat terlarang yang mencapai 50 ribu orang setiap tahun (sumber : www.vhrmedia.com)
f. Dan masih “banyak” lagi berita lainnya …

TIGA.
Dalam sebanyak mungkin kesempatan, kebetulan dalam rangka tugas kantor dan naik taksi, saya coba bicara dengan supir tentang hal kesejahteraan, dan saya mendapatkan jawaban kebanyakan dari para supir yang sudah mematok suatu harapan yang pesimis atau biasa – biasa saja dengan kehidupan yang dijalani.

Sungguh, dari tiga hal yang saya alami, saya melihat betapa sekeliling yang ada lebih banyak menunjukkan kabar yang SANGAT TIDAK menyenangkan. Tapi, seakan-akan masyarakat berjalan dan hidup wajar saja dengan keadaan ini, dan terbiasa dengan segala kabar buruk : bencana alam, kejahatan, gosip, kabar selingkuh/cerai yang dikemas menjadi tontonan semua orang, kejadian bunuh diri yang meningkat karena putus asa/di hianati/beban hidup yang terlalu berat/sakit penyakit, harga –harga mahal. Seperti sebuah tontonan yang biasa/rutin.

Sejenak, saya ingat, saya coba berdiam diri dan berkata pada diri saya : “Ini tidak benar !”.

“Sedikit” fakta-fakta di atas sesungguhnya adalah tanda. Tanda bahwa banyak orang membutuhkan sesuatu yang memberikan pengharapan, kekuatan, kasih sejati, kesetiaan, kekuatan menjalani hidup, iman, keyakinan.

EMPAT.
Dalam gereja kita, beberapa waktu terakhir, terasa betul aktivitas yang meningkat. Mulai dari pertemuan tim tim pelayanan baru, lalu agenda-agenda kegiatan di depan. Kalau hanya melihat kepada rapatnya jarak kegiatan yang satu dengan yang lain, rasanya memang akan membuat lelah. Akan tetapi, kalau melihat bahwa semuanya itu adalah untuk memberikan sesuatu yang sangat dibutuhkan sekeliling (keluarga, tetangga, teman jauh/dekat, teman lama, teman kantor), akan sangat berbeda rasanya. Sangat berbeda ! Karena akan menjadi sebuah motivasi yang besar untuk melakukan sesuatu yang nyata.

Salemers, agar tidak lagi kejadian, seorang pembantu rumah tangga yang putus asa di Bandung, dan sempat hilir mudik di toilet di lantai 8 sebuah universitas, akhirnya memutuskan bunuh diri. Kalau saja...dan kalau saja ... dan kalau saja..., memang tidak ada gunanya mengisi titik-titik itu lagi, yang berguna adalah, agar di depan, saat ada seseorang yang memutuskan ingin mengakhiri hidupnya, dan ia bertemu dengan salemers, maka ia mengubah keputusannya. Ia menemukan sesuatu itu, dan ia akhirnya memutuskan melanjutkan hidupnya lagi dengan harapan yang baru. Atau, saat seseorang yang dikhianati/ditolak, menemukan sesuatu itu saat berbicara dengan selamers, yaitu kasih sejati dan kesetiaan. Dan juga, saat harga-harga mahal, sesuatu itu memberikan kekuatan untuk menjalani kehidupan yang serba tidak pasti.

Salemers, sesuatu yang SANGAT DIBUTUHKAN itu tidak lain adalah kabar baik !
Kabar baik yang menenteramkan : memberikan rasa aman, kekuatan, penerimaan tanpa syarat, membangkitkan optimisme, dll.

Dicari : masih ada kabar baik !

andy marbun

No comments: