Banyak pengetahuan banyak kesusahan?

Kalau ada yang baca "Kontan" hari ini, di halaman muka disebutkan bahwa sejak Januari 2008 hingga sekarang kenaikan harga beras sudah 60%. Dan kalau panen raya gagal serta Bulog tidak dapat mengendalikan harga, maka Indonesia terancam untuk masuk ke dalam krisis. Ujung-ujungnya bisa terjadi gejolak sosial, yang bisa mengakibatkan kerusuhan, dst...dst..

Waktu tahun 2007 ada krisis Subprime Mortgage di Amerika, yang efeknya kerasa sampe sekarang, (relatif) tidak langsung dirasakan oleh orang kebanyakan. Yang paling merasakannya adalah orang-orang yang bergelut langsund dengan pasar dunia, komoditas dsb. Tetapi kalau krisis pangan terjadi, maka orang banyak bukan sekedar merasakan tapi pasti akan langsung bereaksi! Hal-hal seperti ini, baru saya rasakan setelah beberapa bulan belakangan ini saya mempelajari dengan cukup intensif perekonomian makro.

Tadi malam waktu saya cerita-cerita dengan istri saya, teringat saya dengan ayat yang ada di Pengkhotbah 1:18 "Sebab semakin banyak hikmat kita, semakin banyak pula kecemasan kita. Semakin banyak pengetahuan kita, semakin banyak pula kesusahan kita. (BIS).

Lucu juga... Dan bener juga ya...
Dulu, nggak pernah hal-hal seperti itu saya pikirikan. Tapi setelah belajar justru hal-hal itu membuat banyak pikiran... :-)

Tuhan bersama kita.
~tk

No comments: